Sama seperti flu, diare jadi penyakit yang sering diderita masyarakat Indonesia. Diare adalah keluhan buang air besar dan encer/berair yang terjadi lebih dari 3 kali sehari. Diare biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit.
Diare umumnya tak berbahaya dan bisa sembuh sendiri. Namun, jika tak ditangani dengan tepat, diare bisa memicu dehidrasi, gangguan elektrolit, demam, hingga kerusakan ginjal. Diare berlangsung tak lebih dari 14 hari (diare akut). Namun, dapat berlanjut hingga lebih dari 14 hari (diare kronis). Berikut di antara penyebab diare:
- Infeksi Virus seperti rotavirus yang ditandai dengan diare berair. Biasanya terjadi pada anak-anakj
- Infeksi bakteri Campylobacter dan Escherichia Coli yang disebabkan oleh konsumsi makanan kurang matang
- Infeksi bakteri Clostridium Difficile yang ditandai dengan kram perut setelah konsumsi antibiotik
- Infeksi bakteri Salmonella yang terjadi akibat konsumsi daging kurang matang, terutama daging ayam, dan telur mentah atau setengah matang
- Amebiasis dan infeksi bakteri Shigella yang ditandai dengan tinja berbau amis, berdarah, atau berlendir
- Infeksi Cryptosporidium (kriptosporidiosis) yang terjadi setelah meminum air yang tidak dimasak
- Alergi makanan yang ditandai dengan diare beberapa menit atau maksimal 2 jam setelah mengonsumsi makanan pemicu alergi
- Intoleransi laktosa yang disertai dengan kembung, feses berbau asam, serta anus perih atau kemerahan setelah konsumsi makanan dengan kandungan susu
- Sindrom malabsorbsi yang ditandai dengan diare kronis yang berbau menyengat dan berat badan menurun
- Radang usus yang disertai dengan sakit perut, sering mulas, dan diare dengan darah atau lendir
- Irritable bowel syndrome yang ditandai dengan BAB cair, serta kram perut yang hilang timbul dan membaik setelah buang air besar
- Efek samping terapi medis, seperti kemoterapi, radioterapi, atau operasi
- Akibat penyakit seperti hepatitis atau kanker usus besar (berbagai sumber/gem)