Obesitas, atau kegemukan, merupakan kondisi yang semakin banyak dihadapi masyarakat modern. Kondisi ini terjadi akibat kelebihan lemak tubuh yang menumpuk karena ketidakseimbangan antara asupan energi dan energi yang dikeluarkan. Selain faktor pola makan dan gaya hidup, genetika juga berperan dalam meningkatkan risiko obesitas seseorang.
Mengukur Obesitas dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami obesitas, digunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) dengan rumus berikut:
BMI = berat badan (kg) / (tinggi (m) x tinggi (m))
Kategori BMI
Berat badan normal: BMI 18,5 – 24,9
Kelebihan berat badan: BMI 25 – 29,9
Obesitas: BMI ≥ 30
Jenis-jenis Obesitas
Obesitas dibedakan menjadi dua tipe utama:
- Obesitas Tipe Android: Umum pada pria, ditandai dengan penumpukan lemak di bagian perut, sehingga tubuh tampak seperti gentong.
- Obesitas Tipe Ginoid: Banyak terjadi pada wanita, terutama setelah menopause, dengan penumpukan lemak di panggul dan paha, menyerupai buah pir.
Menurut data NCD-RisC, per 1 Maret 2024, Indonesia berada di peringkat 168 dari 200 negara untuk tingkat obesitas laki-laki dewasa, dengan 6,53% laki-laki dewasa mengalami obesitas. Sementara itu, 16,58% perempuan dewasa di Indonesia mengalami obesitas, menempatkan Indonesia di posisi 150 dari 200 negara dengan tingkat obesitas perempuan dewasa tertinggi di dunia.
Bahaya Kesehatan Akibat Obesitas
Obesitas bukan hanya masalah penampilan, tetapi juga ancaman serius bagi kesehatan. Berikut beberapa bahaya yang mengintai:
- Penyakit Jantung & Stroke: Obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke karena lonjakan kolesterol jahat dan penyumbatan pembuluh darah.
- Diabetes Tipe 2: Berat badan berlebih menyebabkan resistensi insulin, memicu diabetes tipe 2.
- Obstructive Sleep Apnea: Timbunan lemak mempersempit saluran pernapasan, menyebabkan sleep apnea.
- Kanker: Obesitas meningkatkan risiko berbagai jenis kanker karena gangguan fungsi sel imun yang melawan kanker.
- Osteoarthritis: Tekanan berlebih pada sendi akibat berat badan ekstra menyebabkan peradangan dan nyeri sendi.
- Asma: Kelebihan lemak di perut dan dada menghambat paru-paru, memicu asma.
- Hipertensi: Obesitas meningkatkan tekanan darah tinggi.
- Masalah Pencernaan: Obesitas mempengaruhi gerakan lambung, meningkatkan risiko dispepsia, pankreatitis, dan kanker pencernaan.
- Penyakit Liver: Penumpukan lemak di hati dapat menyebabkan peradangan dan gangguan fungsi hati.
- Gagal Ginjal: Ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring darah, meningkatkan risiko gagal ginjal.
- Varises: Obesitas memicu pelemahan katup pembuluh darah, menyebabkan varises.
- Penurunan Kualitas Hidup: Kesulitan bergerak dan penampilan yang kurang menarik dapat memicu depresi.
- Masalah Kesuburan: Obesitas menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mempengaruhi kesuburan baik pada pria maupun wanita.
Upaya Pencegahan dan Penanganan Obesitas
- Mengatasi obesitas memerlukan pendekatan holistik yang meliputi:
- Pola makan seimbang: Kurangi asupan kalori, perbanyak konsumsi buah dan sayur.
- Aktivitas fisik rutin: Lakukan olahraga secara teratur untuk membakar kalori berlebih.
- Pemeriksaan kesehatan rutin: Pantau BMI dan kesehatan secara berkala.
- Pendekatan medis: Jika perlu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dengan pengetahuan dan kesadaran yang tepat, kita dapat mencegah dan mengatasi obesitas, sehingga meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan secara keseluruhan. Mari bersama-sama melawan obesitas demi masa depan yang lebih sehat! (berbagai sumber/gem)