Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal Alzheimer's Disease telah mengungkapkan hubungan yang signifikan antara pola makan yang tinggi akan daging dan makanan olahan dengan risiko perkembangan Alzheimer. Para peneliti dari Bond University di Australia menemukan bahwa konsumsi makanan seperti pai daging, sosis, ham, pizza, dan hamburger secara berkelanjutan dapat berkontribusi pada peningkatan risiko gangguan otak ini.
Studi ini menyoroti pentingnya kesadaran akan dampak negatif dari pola makan yang tidak sehat, terutama dalam hal konsumsi makanan berlemak dan olahan. Penulis utama dari studi ini, Tahera Ahmed, seorang mahasiswa doktoral di bidang biostatistik, menegaskan bahwa perawatan Alzheimer sering dimulai di usia pertengahan, dengan gaya hidup yang tidak sehat menjadi faktor risiko utama. Penelitian ini juga menemukan hubungan antara kesehatan usus dan perkembangan Alzheimer. Penderita Alzheimer cenderung memiliki tingkat peradangan usus yang lebih tinggi, yang diyakini berkontribusi pada akumulasi plak amiloid di otak. Hal ini memicu pemahaman lebih lanjut tentang pentingnya perawatan usus dalam mencegah atau memperlambat perkembangan Alzheimer.
Selain pendekatan medis konvensional, penggunaan obat herbal juga mulai mendapat perhatian sebagai alternatif atau pendamping dalam pengobatan Alzheimer. Beberapa herbal telah menunjukkan potensi dalam mengurangi gejala Alzheimer dan memperlambat progresivitas penyakit. Meskipun tantangan besar yang dihadapi dalam menemukan pengobatan yang efektif untuk Alzheimer, pemahaman yang lebih dalam tentang mekanisme biologis yang mendasarinya membawa harapan baru dalam upaya mengatasi penyakit yang menghancurkan ini. (berbagai sumber/sekar)