Salah satu makanan yang digemari masyarakat saat ini adalah kol atau kubis goreng. Menu ini sangat lezat dimakan bareng sambel terasi lauk ikan dan ayam goreng. Namun, di balik kelezatannya, kol goreng menyimpan bahaya bagi kesehatan. Berikut risiko mengonsumsi kol goreng.
Nutrisi Hilang
Kol merupakan sayuran yang mengandung serat, kalium, protein, asam folat, mangan, kalsium, magnesium, serta vitamin B6, vitamin C, dan vitamin K. Semua nutrisi tersebut akan hilang jika digoreng, apalagi sampai kering.
Picu Obesitas
Makanan yang digoreng, seperti kol goreng, akan menyerap banyak lemak dari minyak. Karena itulah kol goreng tinggi kalori. Belum lagi jika dimakan bersamaan dengan lauk yang digoreng lainnya, seperti ayam, lele, tahu, tempe, dan jeroan. Konsumsi makanan berkalori tinggi menyebabkan berat badan melonjak drastis.
Stroke & Serangan Jantung
Kol goreng akan meningkatkan kadar kolesterol jahat atau LDL yang memicu pembentukan plak di pembuluh darah. Jika dibiarkan bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Picu Diabetes
Umumnya, kol goreng digoreng menggunakan minyak kelapa tinggi lemak jenuh. Selain meningkatkan kolesterol, mengonsumsi lemak jenuh bisa meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Orang yang mengonsumsi 4–6 porsi gorengan per minggu memiliki risiko 39% lebih besar terkena diabetes tipe 2 dibanding orang yang jarang makan gorengan.
Risiko Kanker
Menggoreng kol bisa menyebabkan timbulnya zat akrilamida. Ini merupakan zat beracun yang membahayakan kesehatan. Jika dikonsumsi berlebihan, zat ini bisa meningkatkan risiko munculnya kanker, seperti kanker ginjal, kanker endometrium, dan kanker ovarium. Daripada digoreng, sayuran termasuk kol, lebih sehat jika direbus atau dikukus. (berbagai sumber/gem)